IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Tak Sengaja Aku Kepergok Sedang Nonton Bokep Oleh Wanita Idamanku - SiniCeritaHot

Tak Sengaja Aku Kepergok Sedang Nonton Bokep Oleh Wanita Idamanku - SiniCeritaHot.




Istriku memang sengaja tidak membangunkan aku karena tadi malam aku pulang jam 4 pagi sampai rumah. Karena memang pekerjaanku sebagai auditor selalu dikejar target laporan, beruntung dalam teamku bekerja ada satu wanita yang bebas dengan segala sesuatu.

Sebut saja Vanes dialah yang semalam memberikan service kepadaku untuk mengurangi keteganganku dalam bekerja, menurut dia bersetubuh dengan orang lain bukan hal tabu lagi buat dia karena dia tidak mempermasalahkan jika suaminya juga berkencan dengan orang lain, yang penting dalam prinsip dia adalah tidak lihat langsung saat kejadian tersebut.

Aku yang masih enak dikasur masih teringat dengan kejadian semalam aku tersenyum bahagia, sebetulnya say bisa pulang awal jam 10 malam karena memang saat itu aku dan Vanes sedang horny horny nya jadi kita bisa 3 ronde sampai akhirnya pagi menyambut kita.

“Walah…repot bener nih, pikirku. “Lagi sendiri, eh ngaceng.” Kebetulan, di rumah tidak ada pembantu, karena istriku, Indah, lebih suka bersih-bersih rumah sendiri dibantu kedua anakku. “Biar anak-anak gak manja dan bisa belajar mandiri. Lagian, bisa menghemat pengeluaran,” kilah istriku. Aku setuju saja.

Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD BF. Sengaja kusetel, biar hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana. Pelan-pelan kuurut dan kukocok tongkolku.

Tampak dari ujung lubang tongkolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak tinggi. Aku pun teringat Firda, sahabat istriku. Kebetulan Firda berasal dari suku Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang bersama keluarganya.

Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi Firda. Tubuhnya mungil, setinggi Vanes, tapi lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulitnya yang sangat-sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. Dan pantatnya yang membulat indah, sering membuatku ngaceng kalo dia berkunjung.

Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Firda bisa kujamah, pasti nikmat sekali. Fantasiku ini ternyata membuat tongkolku makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Linda…seandainya aku bis a menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin tongkolku..begitu pikiranku saat itu.

Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Firda, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil istriku.

“Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu…

Oh my gosh…itu suara Firda mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Firda memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku, karena keluarga kami sudah sangat akrab dengan dia dan keluarganya. Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri, tau-tau Firda udah nongol di ruang tengah, dan

“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya.

“Kamu lagi ngapain?”

“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawa pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu.

Orang yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake celana, Cuma kaos aja. Ngaceng pula.

“Kamu dateng kok gak ngabarin dulu sih?” aku protes.

“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi didepanku.

“Yee…namanya juga lagi horny…ya udah mending colai sambil nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. Ya udah, self service,”sahutku.

“Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak risih apa?”
“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga ditutupin? Telat donk,”kilahku.

“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Firda beranjak dari duduknya, dan pamit pulang.

Buru-buru aku mencegahnya.

“Lin, ntar dulu lah…,”pintaku.

“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.

“Bentar deh Fir. Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.

“Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sambil melotot. “Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya. “fir,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak. Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku colai.” “Gimana?”


Firda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.

Sejurus kemudian..

“Ok, Fir. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.

“Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu. Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?”

“Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang. Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi colai sambil liat BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.

“Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar dulu.”
“Gak usah, disini aja,”sahutku.

Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy berwarna merah…menambah kontras warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. Aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu.

Setelah itu, diturunkannya zip celana jeansnya, dan dibukanya kancing celananya. Perlahan, diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya.

Wow…aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan. Tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam mini berbahan satin, sewarna dengan Bhnya. Sepertinya, itu adalah satu set BH dan CD.

“Nih, aku u dah buka baju. Dah, kamu terusin lagi colinya. Aku duduk ya.”

Firda segera duduk, dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah.

“Duduknya jangan gitu dong…”

“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes Firda.

“Nungging, gitu?”

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

“Ya kalo kamu mau nungging, bagus banget,”sahutku.
“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.

“Kamu duduk biasa aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama selangkanganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.

“Iya…iya…ni anak rewel banget ya. Mau colai aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes dengan permintaanku.

“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar.
“Yak sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya colinya.”

Sambil memandangi tbuh Firda, aku terus mengocok tongkolku, tapi kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi. Sayang, kalau peman dangan langka ini berlalau terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Firda tidak menanggapi omonganku.

“Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Firda menatapku dan tersenyum.

“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel dan putiiiihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng, Liiiiiinnn……”

Firda terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali melirik ke arah tongkolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.

“Pantatmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena tongkolku….oouuufff…..pasti muncrat aku….,”aku merintih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya. Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang.

Firda masih tetap diam, dan tersenyum. Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Firda juga mulai terangsang dengan aktivitasku. Karena celana dalamnya berbahan satin dan tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah.

Tangannya mulai meraba dadanya, dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tapi Firda nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain.

Kupejamkan mataku, agar Firda tau bahwa aku tidak memperhatikan aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Firda meremas payudaranya dan owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan.

Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Firda lebih bagus dan kencang dibandingkan Vanes. Kulihat tangan kiri Firda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam celana dalamnya.

“Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suara nya mendesis seolah menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan pada tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Firda. Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa tongkol dan tanganku.

Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.

“Aku nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Firda sambil membelai tongkolku dengan tangannya yang lembut.


My gosh…perlahan impin dan obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku dibelai dan dikocok dengan tangan Firda yang putih mulus. Aku mendesis dan membelai rambut Firda. Kemudian secara spontan Firda menjilat tongkolku yang sudah bener-bener sewarna kepiting rebus dan sekeras kayu.

Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku dihisap Firda. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunilingis. Tak tahan dengan perlakuan sepiha Firda, kutarik pinggulnya da n buru-buru kulepaskan Cdnya.

“Kamu mau ngapain, Ndrew?” Firda protes sambil menghentikan hisapannya. Aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya menjadi khayalanku.

“Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memiaw kamu?”pintaku.
“Terserah…yang penting kamu puas.”

Segera kuremas-remas pantat Firda yang montok. Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Firda terpampang dihadapanku. Puas dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya. Firda merintih menahan rasa nikmat akibat usapan jariku.

“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut Firda saat mengenyot tongkolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya yang merah menyapu lembut kepala dan batang kelelakianku. Hingga akhirnya….

“fir….bibir kamu lembut banget sayaaaannggg.
“Keluarin sayang…tongkol kamu udah berdenyut tuh….udah mau muncrat yaaa….”
“I…iiy…iiyyaaa….fir….Ouuuuufuffffff….. argggghhhhhhhhhh…..”

Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…

Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir dan dada Firda. Tanganhalus Firda tak berhenti mengocok batang kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkan. Ohhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku muncratin pejuhku di bibir dan muka Firda.

“Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama dada kamu kenas permaku?”

Firda menggeleng dengan pandangan sayu. Tangannya masih tetap memainkan tongkolku yang sedikit melemas.

“Kamu baru pertam kali kan, mainin kontol orang selain suami kamu?”

“Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau sperma kamu seger banget…kamu rajin maka buah sama sayur ya?” tanya firda.

“Iya…kalo gak gitu, Indah mana mau nelen sperma aku.”
“Aihhh….” Firda terpekik.
“Indah mau nelen sperma?”

Aku mengangguk. “Kenapa Fir? Penasaran sama rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di muka sama dada kamu. Coba aja rasanya,”sahutku.

“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah dan bibir Firda mengecap spermaku. Dengan jarinya yang lentik, disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian dijilatnyajarinya smape bersih.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam tubuhnya.

“Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya. Aku gak ngerasa enek pas nelen sperma kamu…”
“Mau lagi….?”
“Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?”
“Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Fir.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”
“Dasar kamu ya….”

“Bener kamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit dari kursi.

“Mau sih…Cuma takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.

Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua kakiya diangkat mengangkang.

Kulihat meqinya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.

“Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.

“Udah, Ndrew….cepetan deh… nanti istrimu keburu dateng… Lagian aku udah… Auuuwwww….!!!! Ohhh.. Shhhhh…….” firda memiawik saat lidahku menari diujung klitorisnya.

“Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.

Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Firda yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya. Akibatnya luar biasa. Firda makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak kusia-siakan.

Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari vaginanya. Ya…aroma vagina Firda lain dengan aroma vagina istriku. Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat kuhirup aroma kewanitaan Firda.

“C’mon..Ndrew…I can’t stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….”

Aku paham, gerakan pantt Firda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku.

“Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.
“Mas…..mas Andrew….”suara wanita didepan memanggil namaku.

Sontak kulepaskan jilatanku. Firda memandang wajahku dengan wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya dengan jantung berdebar.

“Ndrew..kok kyak suara Rika ya…”firda bertanya

“Wah..mau ngapain dia kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan.

“Udah Fir, kamu masuk kamarku dulu deh…cepetan…”

Segera Firda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalian membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi. Aku tau ada sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Firda hampir meledakkan orgasmenya, yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus sahabat istriku.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Share on Google Plus

About CERITA HOT MEMBARA

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar